Sabtu, 26 Oktober 2013

HAK UNTUK MALAS (Halaman 39)



dan makan hanya bila lapar. Dia hanya membiarkan hanya para tuan dan nyonya istana saja yang menikmati keutamaan ningrat berupa kesenangan sensual yang berlebihan. Di masa kini setiap putra keluarga kaya baru mengharuskan dirinya untuk mengembangkan penyakit yang mana air raksa merupakan sesuatu yang spesifik untuk mengesahkan kerja yang dipaksakan kepada para pekerja di tambang-tambang air raksa. Setiap kapitalis menjejali dirinya dengan ayam jago yang dikebiri, yang diisi jamur dan anggur merk pilihan untuk menyemangati peternak unggas yang kejam dan para petani Bordelais[21]. Dalam pekerjaan ini, organisme dengan pesat menjadi rusak, rambut rontok, gusi merenggang dari gigi, badan menjadi rusak, perut menonjol secara abnormal, pernafasan susah, gerakan menjadi sulit, sendi-sendi kaku, jari-jari pun keriput. Yang lainnya, terlalu lemah tubuhnya untuk menanggung keletihan akibat kesenangan sensual berlebihan, namun dihadiahi benturan diskriminasi filantropis, mengeringkan otaknya dengan ekonomi-politik, atau pun filsafat yuridis dalam mengelaborasi buku-buku pengantar tidur yang tebal demi menghabiskan jam-jam luang para penyusun buku dan orang percetakan. Para perempuan yang gandrung mode menjalani hidup seperti martir saat mencoba dan memamerkan pakaian-pakaian yang seperti dalam dongeng,

__________________
[21] Sejenis anggur berkualitas tinggi


HAK UNTUK MALAS (Halaman 38)



para ekonom mengkhotbahkan kepada kita teori Malthusian, agama keberpantangan dan dogma kerja. Sungguh akan lebih baik kalau kita membetot lidah-lidah seperti itu, lalu melemparkannya untuk dimakan anjing.

Karena kelas pekerja, dengan kepercayaan baiknya yang sederhana, telah menyerahkan diri untuk diindoktrinasi, karena dengan sifat bawaannya yang selalu tergesa-gesa telah dengan buta melemparkan dirinya ke dalam kerja dan berpantang, maka kelas kapitalis pun mendapati dirinya terkutuk ke dalam kemalasan dan kesenangan yang terpaksa, ke dalam ketidakproduktifan dan konsumsi berlebihan. Tetapi bila kerja berlebihan buruh ini mememarkan daging tubuh mereka dan menyiksa syaraf mereka, ternyata ini juga mendatangkan suburnya penderitaan bagi kapitalis.

Keberpantangan, ke dalam mana kelas produktif ini mengutuk dirinya, memaksa para kapitalis untuk mengabdikan diri mereka kepada konsumsi berlebihan produk-produk yang dibuat sedemikian liarnya oleh buruh. Pada permulaan produksi kapitalis sekitar satu atau dua abad yang lalu, kapitalis adalah seorang lelaki kokoh yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang wajar dan tenang. Dia berpuas diri hanya dengan satu istri atau jumlah yang hanya sekitar itu. Dia minum hanya bila haus


HAK UNTUK MALAS (Halaman 37)



itu menjamu diri mereka di antara dua peperangan dan dua kehancuran, dimana segala sesuatu " berlangsung dalam jumlah besar." Jordaens dan Flemish School telah mengisahkan cerita tentang pesta-pesta ini dengan gambarannya yang sangat menyenangkan. Dimana, Oh, dimanakah perut-perut besar yang agung di hari-hari itu; dimanakah otak-otak agung yang melingkari semua pikiran manusia? Kita Sesungguhnya telah menjadi kerdil dan lemah. Daging sapi dan kentang awetan, anggur palsu dan schnapps[20] Prusia, yang dengan bijak dipadukan dengan kerja wajib, telah melemahkan tubuh kita. Dan saat-saat ketika manusia mengekang perutnya, dan mesin memperbesar hasil kerjanya, persis adalah saat ketika

__________________
mengusir bangsa Moor dari Calatrava lama, dan romancero (sastra rakyat Spanyol yang berbentuk puisi balada) mengisahkan cerita ini:

                les bodas fueron en Burgos
                Las tornabodas en Salas:
                En bodas y tornabodas
                Pasaron slete semanas
                Tantas vienen  de las gentes
                Que no caben por las plazas

(Pernikahan ini berlangsung di Bourges, pestanya di Salas. Acara pernikahan dan pesta ini menghabiskan waktu tujuh minggu. Begitu banyak orang datang sehingga kota itu tidak bisa menampungnya ...)
Para lelaki dalam acara pernikahan selama tujuh minggu ini adalah serdadu-serdadu heroik di masa prang-perang kemerdekaan.

[20] Sejenis minuman keras.