Senin, 11 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

15

Dugaan Joseph menjadi kenyataan.

Dalam sekejap, jalan-jalan di Beth Zabdai dipenuhi rombongan yang melantunkan doa sejak pagi hingga petang. Di antara mereka, beberapa orang pria berpakaian compang camping menyanyikan puji-pujian dan berteriak lebih keras dari yang lainnya. Dengan sungguh-sungguh, mereka bersikap seolah seorang nabi baru telah datang. Tingkah beberapa orang bahkan lebih eksentrik lagi, meyakinkan bahwa sejumlah mukjizat lain akan menyusul. Yang lain menceramahi kerumunan orang itu dengan menggambarkan neraka yang sangat terperinci solah-olah mereka pernah ke sana. Ada pula yang meneriaki para pasien dengan menyatakan bahwa kaum Essene merupakan perpanjangan tangan Tuhan dan mereka memiliki kekuatan luar biasa untuk menghidupkan kembali yang sudah mati, selain menyembuhkan luka dan membebaskan mereka dari rasa sakit.

Sabtu, 09 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

14

Mary bertahan dalam masa bekabung. Ia berada di luar selama tujuh hari, sesuai tradisi.

Setiap pagi dan petang, sepulang dari ladang, para penduduk Beth Zabdai pun singgah untuk berdoa di makam Abdias seolah-olah pemuda itu dikuburkan di tempat yang suci. Kadang-kadang, orang yang mengantar pasien ke kuil Essene bergabung dengan mereka. Doa perkabungan berbaur dengan permohonan untuk memulihkan kembali kesehatan si sakit.

Lambat laun, pemandangan unik ini menarik perhatian para bruder Essene. Ketika hari beranjak petang, nyanyian doa-doa di makam Abdias bergema di setiap penjuru kuil. Beberapa bruder merasa terusik. Mereka bertanya-tanya apakah baik bila mengkombinasikan cara mereka berdoa dengan ritual warga desa.

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

13

Mary mendengar kebisingan yang lalu-lalang di kuil itu. Bisikan para wanita, bahkan terkadang tawa mereka. Hantaman alu yang menumbuk biji-biji gandum hitam dan orge bergaung menggetarkan dinding. Bunyinya menyeruak menyerupai detak jantung yang tenang dan kuat.

Ia ingin bangun dan membantu pekerjaan para pelayan. Ia tak lagi merasa letih. Kelemahan tubuhnya hanya karena ia makan sedikit beberapa hari belakangan ini. Walaupun demikian, amarahnya masih membara.

Ia tak sudi mendengarkan perkataan Joseph. Memikirkan tubuh Abdias terbujur di tanah mengobarkan kemarahannya. Ia harus mengepalkan tangan kuat-kuat agar tidak menjerit.

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

12

Diluar perkiraan Joseph, Mary membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan diri.

Ia ditempatkan di salah satu kamar kecil di area khusus para wanita, di sebelah utara kuil itu. Begitu sadar, ia memprotes. Ia ingin berada di sisi Abdias. Ia tak mau beristirahat, menenangkan diri, dan menggunakan akal sehat seperti dianjurkan para perawatnya. Setiap kali seorang pelayan mengingatkannya agar menjaga kesehatan sendiri dan bukan memikirkan Abdias, karena ia telah meninggal, Mary mencaci-makinya.

Meskipun demikian, setelah satu hari yang berat karena penuh upaya da jeritan, para pelayan berhasil membujuk Mary mandi, makan tiga sendok gandum yang dicelupkan ke dalam susu dan meneguk ramuan obat yang membuatnya tertidur tanpa ia sadari.

Jumat, 08 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

11

Rombongan kecil, yang meninggalkan Magdala sesaat sebelum mentari merajai angkasa, itu tak berkesempatan beristirahat. Kuda telah ditambah dan Rekab, sais Rachel, duduk di sebelah Barabbas di atas kursi kusir. Sambil bergantian mengendalikan kuda, mereka harus memacu hewan penarik kereta itu sedapat mungkin.

Tempayan berisi air dan jamu, wadah salep, cuka lemon yang sudah lembek dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang besar yang terletak di bangku kereta. Maryam dan Rachel telah menambahkan perban bersih dan kain penggantinya. Hiruk pikuknya luar biasa, walaupun para pelayan telah menggandakan lapisan dalam kereta dengan helaian wol yang tebal sesuai instruksi Mary. Abdias berbaring di antara bantal-bantal, masih dalam keadaan tak sadarkan diri.

Mary memperhatikan wajah dan nafasnya. Secara teratur, ia merendam kain dalam air dan melap wajah pemuda Am-haretz itu dengan harapan membuatnya segar.

Tak sepatah kata pun terucap. Hanya suara roda menggilas badan jalan. Dari waktu ke waktu, Barabbas atau Rekab berseru ketika orang melewati jalan mereka.

Kamis, 07 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

10

Seperti malam-malam sebelumnya, Mary terbangun dalam kegelapan. Ia membuka mata. Di sebelahnya Maryam tidur dengan nafas teratur. Sekali lagi ia merasa iri pada kelelapan tidurnya.

Mata Mary setengah terbuka. Mengapa ia merasa bersalah karena tak dapat tidur? Kecemasan menghantuinya. Terasa tenggorokannya seperti tercekat.

Mary menyesal telah berjanji pada Rachel untuk tinggal sehari lagi di Magdala. Akan lebih baik jika ia berangkat ke Nazaret atau Yozpat pagi-pagi sekali.

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

Bagian Dua: Pilihan Damas
9

Mary berseru, “Maryam! Jangan berenang terlalu jauh!”

Ia tahu perbuatannya itu sia-sia. Maryam sangat enerjik. Gerak-gerik anak perempuan Rachel itu sungguh enak dipandang. Ia berenang dengan segenap kekuatannya, mengerahkan seluruh keberanian khas anak seusianya. Air menggelincir bagaikan minyak transparan di tubuhnya yang ramping. Dalam setiap gerakannya, bayangan merah mengombak di rambut panjangnya, bergerak-gerak bagaikan ganggang hidup.

Joseph d’Arimatea membaw Mary ke rumah Rachel di Magdala, dua tahun yang lalu. Sejak kedatangan gadis itu, Rachel mengatakan bahwa Mary sangat mirip dengan putrinya, seolah-olah keduanya bersaudara. Banyak wanita yang melihat mereka menyetujui pendapat itu dan segera saja berkomentar, “Benar, sungguh menakjubkan. Bahkan nama kalian mirip. Maryam dan Mary!”

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

8

Malam sangat kelam. Hanya suara jangkrik tak henti-henti memecah kesunyian di sekitar tempat tinggal Yusuf.

Fajar akan segera menyingsing.

Karena tak dapat memejamkan mata, Mary bangkit dari pembaringannya. Ia menunggu dengan was-was sinar mentari pagi, berharap kegelapan yang menyelimutinya takkan pernah tersibak.

Ia tak sanggup membendung ingatannya akan kata-kata yang meluncur begitu saja di hadapan para tamu Yusuf dan ayahnya kemarin. Rasa malu terhadap ayahnya masih mengental. Juga terhadap Barabbas. Ia ingin mengejar pemuda itu dan meminta maaf kepadanya.

Rabu, 06 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

7

Usai mandi dan doa pagi, Joachim memandang wajah-wajah yang terangkat ke arahnya.

“Mulailah Tuhan yang Maha Kekal, Raja alam semesta yang mengaruniai kita kehidupan, memelihara kesehatan kita dan memperkenankan kita berkumpul bersama sekarang ini,” ungkapnya penuh perasaaan.

“Amin!” jawab yang lainnya.

“Kita tahu alasan kita berada di sini,” lanjut Joachim, namun Nikodemus mengangkat tangannya yang berhiaskan cincin emas.

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

6

Beberapa minggu lamanya, mereka melupakan pertemuan mengharukan tempo hari dan pertempuran yang tengah dinantikan. Hari demi hari bergulir tentram, disemati aneka kegembiraan yang melenakan bagai suasana sunyi menjelang badai.

Mary mengambil alih tanggung jawab mengurus anak-anak. Halwa akhirnya setuju untuk beristirahat begitu merasa perlu. Pipinya tak lagi pucat, vertigonya jarang kambuh, dan setiap hari tawanya berderai di sekitar rumah.

Joachim tetap berada dalam bengkel kerja Yusuf. Ia kembali menyentuh perkakas, mencium bau serbuk kayu, menghaluskan dan melumasi kayu dengan tenaganya yang telah pulih. Lelaki itu bekeja dengan semangat penuh.

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

5

Kaki Gunung Tabor merupakan sebuah wilayah memanjang yang berliku-liku. Agar tidak terlihat mencolok dan terlalu kentara saat menuju Nazaret, mereka sepakat bahwa Mary pergi lebih dulu untuk memberitahu Halwa dan Yusuf.

Di atas jalan setapak berpagar pohon akasia dan caoubier yang memanjang hingga puncak lembah, gadis itu berjalan sangat cepat sehingga kakinya laksana tak berpijak di tanah. Saat mendekati puncak, pohon-pohon yang memagari jalan tak lagi rimbun. Ia melihat kebun buah cedrat , kebun anggur kecil dan dua pohon besar yang mengitari kediaman Yusuf. Tapa disadarinya, senyum lebar menghiasi wajah.

Suara mengembik membuatnya mendongak. Sekawanan domba dan anaknya mondar-mandir di ladang yang meninggi melebihi jalan. Ia akan berbalik dan berlari menuju ke rumah itu ketika melihat sesosok tubuh yang bangkit di antara tanaman câprier dan genêt . Ia mengenali tunik cerah yang disulam cantik dengan warna biru terang. Ia mengenali rambut tebal berombak kemerahan itu dan berteriak, “Halwa! Halwa!”

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

4

Barabbas telah memperhitungkan pelarian diri mereka dengan tepat dalam misi penyelamatan Joachim.

Gerombolan itu berpencar. Beberapa orang, bersama para terhukum selain Joachim yang mereka tolong, menyeberangi danau dengan bantuan para nelayan. Sebagian segera menghilang di jalan-jalan menuju hutan lebat di Gunung Tabor. Teman-teman kecil Abdias pindah ke desa di pinggir sungai sebleum bergabung dengan Tarichee dan Yozpat untuk kembali menjalani hidup sebagai anak buangan, sementara pimpinan mereka tetap bersama Barabbas, Mary dan Joachim. Mereka melakukan perjalanan sepanjang malam ke utara.

Tanpa meninggalkan dayung kemudi, berbekal pengalaman mengarungi danau untuk mengatasi arus dan menjaga layar tetap terkembang meski angin bertiup tak menentu, sang nelayan menyergap kegelapan nan pekat di tepian yang senantiasa mereka dekati. Dini hari, mereka telah meninggalkan taman-taman Kapernaum. Mary menemukan suatu wilayah asing di Galilea.

Selasa, 05 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

3

Dikelilingi dua belasan perahu yang serupa, sebuah perahu nelayan kecil menyeimbangkan diri di atas gelombang air danau Genesaret. Selubung merah dan biru telah terhempas. Sejak pagi, di dua titik pantai, para nelayan menebar jala seperti biasanya. Akan tetapi setiap perahu membawa empat teman Barabbas, siap bertempur. Saat ini, mereka bersenang-senang sambil membantu para nelayan.

Sambil meringkuk di atas papan kasar di buritan, Mary memperhatikan dengan tidak sabar tenggelamnya matahari di Tiberias. Di bawah sana, dari sebelah hutan menyeramkan yang mengelilingi benteng, ayahnya menderita dan tak tahu Mary ada di dekatnya. Ia tidak sadar bahwa malam akan tiba dan putrinya akan menyelamatkannya dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa.

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

2

Matahari beranjak ke atas bukit ketika Halwa dan Mary meninggalkan hutan. Jauh di rongga lembah, sepanjang jalan yang mereka lintasi di antara kebun bunga dan tanaman linen, nampak rumah-rumah yang berdempetan di Safuria. Halwa menghentikan pedatinya.

“Akan kuturunkan kau di sini. Aku tak boleh pulang terlambat ke Nazaret.”

Dihelanya Mary dalam dekapan.

“Berhati-hatilah terhadap Barabbas! Bagaimana pun juga, ia seorang bandit...”

“Mungkin saja aku tak menemukannya,” bisik Mary.

“Kau bisa! Aku sangat yakin. Aku juga percaya kau dapat menolong ayahmu.”

Halwa memeluk anak perempuan itu lagi. Kali ini dengan kelembutan dan kesungguhan.

“Kurasakan itu dalam hatiku, Mary. Cukup dengan melihatmu, aku bisa merasakannya. Kau akan menyelamatkan Joachim. Kau bisa percaya padaku, intuisiku tak pernah keliru!”

Senin, 04 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

1

Seruan anak-anak memecah keheningan kala matahari belum lagi terbit.

“Mereka datang! Meraka datang!”

Di bengkelnya, Joachim sudah mulai bekerja. Ia saling memandang dengan pembantunya, Lysanias. Mereka tidak terusik oleh kegaduhan itu. Dengan tetap penuh semangat, keduanya mengangkat balok kayu cedre[4] dan meletakkannya di atas meja kerja.

Lysanias mengurut pinggang denga tangan gemetar. Lelaki tua itu tak sanggup melakukan pekerjaan berat. Saking lanjut usianya, tak seorang pun ingat tanggal lahirnya di sebuah desa nun jauh di Samaria. Begitu juga dirinya sendiri.

Minggu, 03 Juli 2011

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

PROLOG

Malam telah kelam. Tak seorang penduduk desa pun keluar rumah. Kesenyapan menyergap sejak petang meremang.

Di atas bangku berlapis kain wol, Joachim si tukang kayu, menggenggam ampelas bertangkai kayu murbei yang dibebat kain lusuh. Ia mengilapkan bilah-bilah kayu berserat halus yang kemudian diletakkannya dengan hati-hati dalam sebuah keranjang.

Gerakannya yang monoton di perberat oleh serangan rasa penat dan kantuk. Sesekali ia berhenti. Matanya terkatup, dagunya terlipat.

Biografi Singkat Marek Halter





Marek Halter merupakan penulis novel Perancis-Yahudi dilahirkan di Polandia, Warsawa pada tahun 1963. Selama Perang Dunia II, ia dan orang tuanya melarikan diri dari Ghetto Warsawa ke Uni Soviet, lalu menghabiskan sisa perang di Ukraina, Moskow; dan kemudian ke Kokand, Uzbekistan. Pada 1945 ia dipilih untuk melakukan perjalanan ke Moskow untuk menyajikan bunga untuk Stalin.

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam

DAFTAR ISI

Prolog
I. Bagian Satu: Tahun Ke-6 Sebelum Masehi
II. Bagian Dua: Pilihan Damas

Virgin Mary: Perawan Suci Maryam




Penerjemah: Riri Nur Badariah
Penerbit: Edelweis
Kota Penerbit: Depok
Tanggal Terbit: Nopember 2007
Cetakan: 1
ISBN: 978-979-17041-0-6