Sabtu, 26 Oktober 2013

HAK UNTUK MALAS (Halaman 38)



para ekonom mengkhotbahkan kepada kita teori Malthusian, agama keberpantangan dan dogma kerja. Sungguh akan lebih baik kalau kita membetot lidah-lidah seperti itu, lalu melemparkannya untuk dimakan anjing.

Karena kelas pekerja, dengan kepercayaan baiknya yang sederhana, telah menyerahkan diri untuk diindoktrinasi, karena dengan sifat bawaannya yang selalu tergesa-gesa telah dengan buta melemparkan dirinya ke dalam kerja dan berpantang, maka kelas kapitalis pun mendapati dirinya terkutuk ke dalam kemalasan dan kesenangan yang terpaksa, ke dalam ketidakproduktifan dan konsumsi berlebihan. Tetapi bila kerja berlebihan buruh ini mememarkan daging tubuh mereka dan menyiksa syaraf mereka, ternyata ini juga mendatangkan suburnya penderitaan bagi kapitalis.

Keberpantangan, ke dalam mana kelas produktif ini mengutuk dirinya, memaksa para kapitalis untuk mengabdikan diri mereka kepada konsumsi berlebihan produk-produk yang dibuat sedemikian liarnya oleh buruh. Pada permulaan produksi kapitalis sekitar satu atau dua abad yang lalu, kapitalis adalah seorang lelaki kokoh yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang wajar dan tenang. Dia berpuas diri hanya dengan satu istri atau jumlah yang hanya sekitar itu. Dia minum hanya bila haus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar