para ekonom mengkhotbahkan kepada kita teori Malthusian, agama
keberpantangan dan dogma kerja. Sungguh akan lebih baik kalau kita membetot
lidah-lidah seperti itu, lalu melemparkannya untuk dimakan anjing.
Karena kelas pekerja, dengan kepercayaan baiknya yang sederhana, telah
menyerahkan diri untuk diindoktrinasi, karena dengan sifat bawaannya yang
selalu tergesa-gesa telah dengan buta melemparkan dirinya ke dalam kerja dan
berpantang, maka kelas kapitalis pun mendapati dirinya terkutuk ke dalam
kemalasan dan kesenangan yang terpaksa, ke dalam ketidakproduktifan dan
konsumsi berlebihan. Tetapi bila kerja berlebihan buruh ini mememarkan daging
tubuh mereka dan menyiksa syaraf mereka, ternyata ini juga mendatangkan
suburnya penderitaan bagi kapitalis.
Keberpantangan, ke dalam mana kelas produktif ini mengutuk dirinya,
memaksa para kapitalis untuk mengabdikan diri mereka kepada konsumsi berlebihan
produk-produk yang dibuat sedemikian liarnya oleh buruh. Pada permulaan
produksi kapitalis sekitar satu atau dua abad yang lalu, kapitalis adalah
seorang lelaki kokoh yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang wajar dan tenang.
Dia berpuas diri hanya dengan satu istri atau jumlah yang hanya sekitar itu.
Dia minum hanya bila haus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar