Sabtu, 14 September 2013

HAK UNTUK MALAS (Halaman 24)



Dan para ekonom terus saja mengulang-ulang pernyataannya kepada buruh, "Bekerjalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial." Walau pun begitu, seorang ekonom, Destutt de Tracy, menjawab: "Di bangsa-bangsa miskinlah justru orang-orang hidup dengan nyaman; di bangsa-bangsa kaya mereka biasanya miskin." Dan muridnya, Cherbuliez, melanjutlkan: "Para buruh sendiri, dalam kerjasamanya menuju akumulasi modal produktif, turut menyumbang bagi kejadian yang cepat atau lambat pasti akan merenggut dari mereka sebagian upahnya." Namun, karena ditulikan dan terbius oleh teriakannya sendiri, para ekonom itu menjawab: "Bekerjalah, bekerjalah selalu, untuk menciptakan kemakmuranmu." Dan atas nama kelebutan hati Kristen, seorang pendeta Gereja Anglikan, Rev. Mr. Townshend, menyanyikan: Bekerjalah, bekerjalah siang dan malam. Dengan bekerja, kamu membuat kemiskinanmu meningkat, dan kemiskinanmu melepaskan kami dari keharusan untuk memaksakan

__________
[13] menunjukkan kasih sayangnya kepada warga mereka itu dengan mengakhiri hidup yang tak lagi dihidupi dengan pertempuran, pesta dan tarian. Semua masyarakat primitif telah memberikan bukti kasih sayang ini kepada kerabatnya: kaum Massagetae dari Laut Kaspia (Herodotus), juga kaum Wen dari Jerman dan kaum Celt dari Gaul. Bahkan di gereja-gereja Swedia akhir-akhir ini, mereka mengelola klub-klub yang disebut klub keluarga, yang berfungsi untuk melepaskan para orangtua dari dukacita usia lanjut. Betapa rendahnya kaum proletar modern yang mau menerima dengan sabar kesengsaraan yang sangat parah dari kerja pabrik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar