Dan para ekonom terus saja mengulang-ulang pernyataannya kepada buruh,
"Bekerjalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial." Walau pun
begitu, seorang ekonom, Destutt de Tracy, menjawab: "Di bangsa-bangsa
miskinlah justru orang-orang hidup dengan nyaman; di bangsa-bangsa kaya mereka
biasanya miskin." Dan muridnya, Cherbuliez, melanjutlkan: "Para buruh
sendiri, dalam kerjasamanya menuju akumulasi modal produktif, turut menyumbang
bagi kejadian yang cepat atau lambat pasti akan merenggut dari mereka sebagian upahnya."
Namun, karena ditulikan dan terbius oleh teriakannya sendiri, para ekonom itu
menjawab: "Bekerjalah, bekerjalah selalu, untuk menciptakan
kemakmuranmu." Dan atas nama kelebutan hati Kristen, seorang pendeta
Gereja Anglikan, Rev. Mr. Townshend, menyanyikan: Bekerjalah, bekerjalah siang
dan malam. Dengan bekerja, kamu membuat kemiskinanmu meningkat, dan
kemiskinanmu melepaskan kami dari keharusan untuk memaksakan
__________
[13] menunjukkan kasih sayangnya kepada warga mereka itu dengan
mengakhiri hidup yang tak lagi dihidupi dengan pertempuran, pesta dan tarian.
Semua masyarakat primitif telah memberikan bukti kasih sayang ini kepada
kerabatnya: kaum Massagetae dari Laut Kaspia (Herodotus), juga kaum Wen dari
Jerman dan kaum Celt dari Gaul. Bahkan di gereja-gereja Swedia akhir-akhir ini,
mereka mengelola klub-klub yang disebut klub keluarga, yang berfungsi untuk
melepaskan para orangtua dari dukacita usia lanjut. Betapa rendahnya kaum
proletar modern yang mau menerima dengan sabar kesengsaraan yang sangat parah
dari kerja pabrik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar