Minggu, 15 September 2013

HAK UNTUK MALAS (Halaman 28)



berangkat dan membenturkan kepalanya ke pintu-pintu pabrik. Dengan wajah-wajah pucat, tubuh kurus kering dan nada bicara yang menyedihkan, mereka mengerumuni para pengusaha: "Tuan Chagot yang baik, Tuan Schneider yang murah hati, berilah kami pekerjaan. Bukan kelaparan, tetapi nafsu akan kerjalah yang menyiksa kami." Dan orang-orang malang ini, yang nyaris tak memiliki kekuatan untuk berdiri tegak, menjual dua belas dan empat belas jam kerja dengan dua kali lebih murah dibandingkan ketika mereka makan roti di meja. Dan para filantropis industri mengeruk laba dengan mengunci[4] mereka ke dalam kerja manufaktur dengan biaya rendah.

Kalau krisis industri datang menyusul masa-masa kerja berlebihan, sama tak terelakkannya seperti malam mengikuti siang, hingga mengakibatkan lockout dan kemiskinan tanpa akhir, itu juga akan menggiring pada terjadinya kebangkrutan yang tak terhindarkan. Selama pengusaha punya kredit, dia membebaskan kekangan atas ketergila-gilaan akan kerja. Dia meminjam dan meminjam lagi untuk menyediakan bahan mentah bagi para buruhnya, dan terus memproduksi tanpa mempertimbangkan bahwa pasar mulai jenuh dan bahwa jika barang-barangnya tak terjual, catatan-catatan hutangnya tetap akan jatuh tempo. Karena bingung kehabisan

____________
[4] 'Lockout' juga bisa berarti: diberhentikannya pekerja oleh majikan sampai syarat-syarat tertentu disepekati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar