yang para perempuan penjahitnya sampai mati saat membuatnya. Mereka
selalu berganti pakaian seperti kumparan benang mulai pagi sampai malam, dari
satu gaun ke gaun lainnya. Selama berjam-jam mereka menyerahkan kepala kosong
(kepala yang tidak biasa dipakai berpikir) mereka kepada para seniman rambut,
yang dengan konsekuensi apa pun bersikeras untuk meredakan hasratnya untuk
membuat keriting (ikal) palsu. Dengan terikat dalam korsetnya, kakinya tertekan
dalam sepatu boot-nya dan dengan mengenakan pakaian yang belahan dadanya
sangat rendah hingga membuat wajah para lelaki yang memandangnya memerah malu,
mereka berkeliling sepanjang malam pesta amal untuk mengumpulkan beberapa sen
bagi orang-orang miskin -- jiwa-jiwa yang disucikan!
Untuk memenuhi fungsi sosialnya yang ganda berupa non-produsen dan
konsumen berlebihan, kapitalis bukan hanya harus melanggar seleranya yang
sederhana, menghilangkan kebiasaan bekerja kerasnya dari dua abad yang lalu dan
menyerahkan dirinya kepada kemewahan yang tanpa batas, makanan berlebihan yang
bahkan tak bisa dicerna dan pesta seks berlebihan yang mendatangkan penyakit
kelamin, tetapi juga harus menarik sejumlah besar orang dari jajaran tenaga
kerja produktif agar bisa memasukkan mereka ke dalam daftarnya sebagai pelayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar