Begitu menetap dalam kemalasan absolut dan terdemoralisasi oleh
kesenangan yang terpaksa, maka kelas kapitalis -- kendati ada kepedihan dalam
jenis kehidupan barunya -- bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan baru ini.
Segeralah mereka mulai melihat setiap perubahan dengan kengerian. Pemandangan
berupa kondisi-kondisi kehidupan sengsara yang dengan tunduk diterima oleh
kelas pekerja, dan pandangan tentang kemerosotan organik yang disebabkan oleh
hasrat bejatnya akan kerja, meningkatkan keengganannya terhadap semua kerja
wajib dan segala pembatasan terhadap kesenangan-kesenangan mereka. Persis di
saat itulah, tanpa mempertimbangkan demoralisasi yang telah dipaksakan oleh
kelas kapitalis kepada dirinya sendiri sebagai sebuah tugas sosial, kaum
proletar mencamkan ke kepala mereka untuk membebankan kerja kepada kaum
kapitalis. Tanpa pretensi sebagaimana adanya, mereka menganggap serius
teori-teori tentang kerja yang diproklamirkan oleh para ekonom dan para
moralis, dan menyiapkan punggungnya untuk membebankan praktek dari teori-teori
ini kepada para kapitalis. Proletariat pun membentangkan spanduk: "Siapa
yang tidak mau bekerja, dia juga tidak akan makan." Lyons pada tahun 1831
bangkit untuk peluru ataukah kerja. Para buruh yang berfederasi pada bulan Maret
1871 menyebut kebangkitan mereka sebagai "Revolusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar