Minggu, 16 Juni 2013

HAK UNTUK MALAS (halaman 8)



Kalau di Eropa kita yang beradab ini kita ingin menemukan jejak kecantikan asli manusia, kita harus mencarinya di dalam bangsa-bangsa dimana prasangka-prasangka ekonomi belum melepaskan orang dari kebencian terhadap kerja. Spanyol, yang kini merosot, duh, mungkin masih menyombongkan diri karena memiliki lebih sedikit pabrik daripada penjara dan barak yang kita punyai; namun sang seniman kegirangan mengagumi kuda Andalusian yang gagah, coklat seperti kuda-kuda pribuminya, lurus dan lentur seperti sebatang baja;



_________
punya hak untuk berprilaku kotor (praktek hubungan seks oleh pria terhadap bocah laki-laki pada waktu itu merupakan tren puncak baik di antara kaum Pagan maupun kaum Kristen). Orang-orang tertindas berlari mendatangi kaum Barbar untuk mencari belas kasihan dan perlindungan." (De Gubernatione Dei) Peradaban lama dan Kristianitas yang kini bangkit menggerogoti kaum Barbar dunia kuno, sebagaimana Kristianitas lama dan peradaban kapitalis modern kini menggerogoti kaum liar dunia baru.

M.F. LePlay, orang yang bakatnya dalam bidang pengamatan harus diakui, meski kita menolak kesimpulan-kesimpulan sosiologisnya yang dicampuri dengan Farisaisme filantropis dan Kristen, mengatakan dalam bukunya, Les Ouvriers Europeans (1885): "Kecenderungan kaum Bachkir kepada kemalasan (kaum Bachkir adalah para gembala semi-nomaden di lereng pegunungan Ural di Asiatik); santainya kehidupan nomaden, kebiasaan meditasi, yang ini melahirkan individu-individu dengan karunia terbaik--semua ini sering memberi mereka suatu kekhasan dalam hal tata cara, suatu ketajaman intelijensi dan penilaian yang jarang terlihat dengan kadar sosial yang sama di peradaban yang lebih maju... Hal yang palingmenjijikan bagi mereka adalah kerja pertanian: mereka akan melakukan apa pun, asalkan bukan menerima kerja sebagi seorang petani." Pada kenyataannya, pertanian merupakan contoh pertama kerja rendahan dalam sejarah umat manusia. Menurut tradisi injil, pelaku kriminal pertama, Cain, adalah seorang petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar