merusak organisme mereka, dibandingkan kerja dalam lingkungan pabrik
kapitalis yang merusak.
Ada yang menyebut zaman kita sekarang sebagai abad kerja. Kenyataannya,
ini adalah abad kelukaan, kesengsaraan dan korupsi.
Sementara itu para filsuf, para ekonom borjuis (mulai dari Auguste Comte yang rancu menyedihkan, sampai Leroy Beaulieu yang jelas menggelikan), orang-orang literatur borjuis (dari Victor Hugo yang romantik gadungan sampai Paul de Kock yang aneh dan kurang ahli) semuanya menyanyikan lagu-lagu memualkan untuk menghormati Dewa Kemajuan, anak sulung Kerja. Dengarlah mereka, dan kamu akan mengira bahwa kebahagiaan akan segera bertahta di muka bumi, bahwa kedatangannya telah dirasakan. Mereka mengais-ngais debu abad-abad masa lalu untuk membawa kembali kesengsaraan-kesengsaraan feodal untuk bertindak sebagai kekontrasan suram bagi kesenangan-kesenangan masa kini. Apakah mereka telah jemu kepada kita, orang-orang yang puas ini, para pensiunan masa lalu di meja bangsawan, pen-valets[6] masa kini dari kelas kapitalis dan orang-orang yang dibayar secara subur? Sudahkah mereka memperhitungkan bahwa kita jemu akan petani, seperti yang digambarkan oleh
_________
[6] Pelayan yang dikurung dan dikontrol, tidak boleh kemana-mana, selalu
hanya bertugas melayani majikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar