Selasa, 06 September 2011

Anarki: Sebuah Panduan Grafis

MAKHNO


Pada tahun 1908 Nestor Makhno pernah dipenjara seumur hidup karena membunuh seorang kepala polisi. Dibebaskan pada tahun 1917, ia kemudian dipilih menjadi kepala dari Soviet Petani dan Pekerja di Gulyai-Polye. Bersama sebuah kelompok bersenjata yang di belakangnya ada sebuah spanduk hitam bertuliskan “Kemerdekaan atau mati—tanah untuk petani, pabrik-pabrik untuk pekerja”, Makhno mulai menyerahkan tanah-tanah kepada para petani. Di tahun 1918, ketika tentara Austria dan tentara putih menginvasi Ukraina, pasukan Makhno melawan balik: “Kami akan menang bukan dengan tujuan dari contoh-contoh tahun lalu dan menyerahkan nasib kami ke tuan yang baru, namun menaruhnya ke tangan kami sendiri dan menjalani kehidupan kami menurut kemauan serta konsepsi kebenaran dari kami sendiri.”

Di musim semi berikutnya para penginvasi berhasil diusir, dan Gulyai-Polye merdeka dari kendali luar daerah. Dengan mengorganisir konferensi-konferensi daerah bersama para petani, pekerja dan pemberontak, Makhno mulai membangun komune-komune anarkis yang berdasarkan kesetaraan dan tolong-menolong.

Awal mulanya Bolshevik memujinya sebagai seorang partisan dan, “revolusioner hebat yang tangguh”, namun tak lama kemudian menyerangnya sebagai seorang “bandit anarko”. Dua agen Cheka diutus untuk membunuh Makhno, namun mereka tertangkap dan ditembak. Ketika Makhno mengundang Tentara Merah ke kongres, Trotsky yang marah-marah menyebut Makhno sebagai seorang penjahat, ia melarang kongres tersebut dan mengutus pasukan untuk membongkar komune-komune anarkis di situ.

Pada saat itu Tentara Putih datang menyerang kembali dan menuju Moskow. Kaum anarkis dan Bolshevik bersama-sama mengutus pasukan, akan tetapi pasukan Makhno lah yang memenangkan pertempuran dengan sukses. Trotsky mengorganisir kembali tentara merah dengan kesempatan waktu yang ada. Ketika Natal, Tentara Putih berhasil diusir. Pasukan anarkis Makhno dalam waktu singkat memasuki daerah Ekaterinoslav, membuka penjara-penjara dan berkata pada orang-orang kalau mereka telah bebas untuk mengorganisir kehidupan mereka sendiri. Kebebasan berbicara, pers, dan mengadakan pertemuan, dideklarasikan kecuali bagi partai-partai otoritarian, yang pada waktu itu membubarkan diri. Kaum Bolshevik dinasehati untuk, “mencoba berdagang secara jujur.”

Terserah para pekerja dan petani untuk mengatur diri mereka sendiri dan untuk mencapai pemahaman yang mutual di dalam segala area dari kehidupan mereka, juga dengan cara apapun yang menurut mereka benar. Selalu saja pemimpin! Mari kita melakukannya tanpa mereka sekali ini saja.

Trotsky lagi-lagi menuduh Makhno sebagai penjahat dan pertempuran serius terjadi sampai ketika Tentara Putih datang lagi untuk menyerang. Trotsky meminta pertolongan Makhno, menjanjikan timbal balik, yaitu dibebaskannya semua anarkis yang dipenjara dan ekspresi kebebasan yang penuh, singkatnya Trostky menjanjikan pelengseran pemerintahan Bolshevik. Tentara Putih pun akhirnya dikalahkan.

Dengan kemenangan yang berada di genggaman, Trotsky menembak semua komandan-komanda militer Makhnovis, menyerang markas Makhno dan mengusir staf-staf yang ada di situ. Cheka menangkap anggota Nabat di daerah Kharkov; di seluruh Rusia, klub-klub, grup-grup, dan kantor-kantor surat kabar milik anarkis ditutup. Meskipun terluka parah, Makhno, bersama sisa dari tentara pemberontaknya, terus melawan Bolshevik selama setahun. Sampai akhirnya ia melarikan diri ke Paris, ia meninggal pada tahun 1934 karena alkohol dan TBC.

Kaum anarkis yang masih bertahan melancarkan kampanye teror pada kaum Bolshevik. Di bulan September 1921, mereka meledakan markas partai Komunis di Moskow dan menewaskan serta melukai 67 orang.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar