Sabtu, 17 September 2011

Anarki: Sebuah Panduan Grafis

STRASBOURG


Pemberontakan pelajar di Berkeley menggema sampai Perancis. Pada tahun 1966, pelajar-pelajar Strasbourg memilih lima orang Situasionis untuk menjalankan Serikat Pelajar. Setelah meraih kendali, tindakan pertama mereka adalah menggunakan semua dana untuk menerbitkan pamplet-pamplet situasionis. Aksi seni mereka yang kedua adalah membubarkan serikat tersebut.

Gusar dengan hal ini, otoritas universitas membawa para Situasionis ini ke pengadilan dengan tuntutan “menyalahgunakan dana pelajar.” Hakim meringkaskannya dengan kata-kata ini:

Para tertuduh tidak pernah menyangkal tuntutan, mereka dengan bebasnya mengaku telah membuat serikat membayar 5000 franc untuk mencetak 10.000 pamplet-pamplet yang terinspirasi oleh Situasionis Internasional. Publikasipublikasi tersebut tidak ada hubungannya dengan tujuan dari sebuah Serikat Pelajar. Hanya perlu membaca publikasi-publikasi ini maka akan paham bahwa kelima pelajar ini, yang masih tergolong sangat muda, kurang punya pengalaman di dalam kehidupan nyata, pikiran mereka dikacaukan oleh teori-teori filosofis, sosial, politik, dan ekonomi yang carut marut dan bosan dengan kejemuan monoton dari keseharian mereka, melakukan penuduhan yang kosong, arogan, dan menyedihkan dan bahkan tumpukan makian kepada teman-teman pelajar mereka, profesor, Tuhan, agama, pendeta, pemerintah dan sistem sosial politik dari seluruh dunia. Menolak semua bentuk moralitas dan aturan-aturan, sinisme mereka ini tidak ragu-ragu menganjurkan pencurian, pengakhiran dari seluruh pendidikan, penundaan kerja, subversi total dan revolusi dunia dengan kesenangan tanpa izin sebagai gol utamanya. Dari sudut pandang karakter mereka yang anarkistis, teori-teori dan propaganda ini berbahaya secara sosial. Ruang jangkau mereka yang cukup luas di antara kalangan pelajar dan masyarakat pada umumnya, oleh media lokal, nasional dan asing, adalah sebuah ancaman bagi moralitas, pembelajaran dan nama baik dari universitas, dan yang pasti masa depan para pelajar Strasbourg.

Hakim memang benar. Ide-ide seperti ini memang mengancam keseluruhan pelajar Perancis yang berjumlah 600.000 orang, khususnya prospek dari “kesenangan tanpa izin”. Di Strasbourg, terjadi debat yang ramai mengenai pembebasan seksual terus berlanjut; di Antony, rumah penjaga yang memisahkan asrama perempuan dengan asrama lelaki diserang dan dirusak, dan di Jussieu para pelajar menghapus semua aturan-aturan seksual. Di Nanterre, dekat Paris, Les Enrages, sekelompok kecil “bambungan kampus” yang bersejajar dengan Situasionis Internasional, memicu bermacam-macam pelajar untuk menduduki asrama yang terpisah-pisah. Dengan sangat cepat tindakan yang dilancarkan oleh sekelompok kecil ini hampir membawa negara Perancis berlutut dan mengubah visi dunia modern dengan visi revolusi.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar