WATTS
Di bulan Agustus, di daerah pinggiran Los Angeles, Watts, meletus pemberontakan terbuka yang berlangsung selama tiga hari. Usaha-usaha pembicaraan damai gagal total: tidak ada satu pemimpin pun yang dapat diajak bicara dari pemberontakan spontan ini. Yang dimulai dari toko-toko minuman dan senjata, masyarakat Watts memulai sebuah karnaval penjarahan, perampokan dan pembakaran yang sistematis. Tatanan hanya bisa ditegakan kembali dengan penggunaan seluruh divisi infantri yang dilengkapi dengan tank-tank. 32 orang terbunuh, 800 orang luka-luka dan 3000 orang ditangkap. Kerugian akibat kebakaran membebani kota sekitar 30 juta dolar.
Bagi Situasionis, Watts adalah “sebuah pemberontakan pekerja konsumer terhadap komoditas. Muak akan masa depan, mereka menolak perdagangan komoditi melalui mencuri dan memberi.” Di New York, kelompok radikal Black Mask menghubungkan pemberontakan tersebut dengan perjuangan mereka menentang pemapanan seni:
Sebuah semangat baru sedang bangkit. Seperti halnya di jalan-jalan Watts kita membakar revolusi. Kami menyerang tuhan-tuhanmu... Kami menyanyikan kematianmu. Hancurkan Musium... Perjuangan kita tidak dapat digantung di dinding-dinding. Biarkan masa lalu terguling di bawah ledakan revolusi. Kaum gerilya, kulit hitam, para masyarakat masa depan, kita semua berada di tumit kalian. Persetan dengan budayamu, ilmu pengetahuanmu, senimu. Tujuan apa yang mereka layani? Watak pembunuh massalmu tidak dapat disembunyikan. Kaum industrialis, para bankir, borjuis, dengan kepura-puraan dan kevulgaran mereka yang tidak terbatas, terus menimbun seni selagi membantai kemanusiaan. Kehidupanmu telah gagal: dunia telah bangkit menentang penindasanmu. Ada orang-orang di gerbang yang sedang mencari sebuah dunia baru. Mesin, penjajahan terhadap ruang dan waktu, ada benih-benih masa depan yang telah muak dengan barbarismemu, yang akan membawa kami menuju depan. Kami telah siap...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar